MIMIKA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Provinsi Papua Tengah, melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) sebagai bagian dari implementasi program Pengembangan dan Pengelolaan Ekosistem Kabupaten/Kota Cerdas Tahun Anggaran 2023, Selasa (30/05/2023) di Timika.
Agenda yang dibahas dalam FGD kali ini untuk mematangkan penyusunan revisi masterplan smart city dan menyiapkan Kabupaten Mimika untuk mengikui evaluasi tahap I dari Kementerian Kominfo.
Dalam sambutan ketua panitia oleh Plt. Kepala Dinas Kominfo, Albertus Tsolme, S.Pd., menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan kegiatan FGD, serta tidak adanya acara seremonial yang terjadi dalam pembukaan acara.
“Kegiatan tidak dibatalkan. Meski tidak dibuka oleh pejabat, tidak jadi masalah. Pekerjaan yang sudah direncanakan, tetap berjalan,” ungkapnya.
Ia berharap peserta tidak kecewa, namu tetap saling mendukung untuk kepentingan Mimika sebagai kabupaten/kota cerdas.
“Saya minta kesediaan dari bapak dan ibu peserta untuk mengikuti kegiatan ini selama dua hari,” pungkasnya.
FGD dilaksanakan selama dua hari, dengan agenda pada hari pertama Selasa (30/05/2023) yakni diskusi bersama antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam penyusunan revisi masterplan, dan rapat dewan smart city sebagai agenda hari kedua, Rabu (31/05/2023) sekaligus penutupan kegiatan FGD.
FGD yang diikuti oleh perwakilan dan operator masing-masing OPD, Forkopimda dan media, diharapkan dapat menghasilkan revisi masterplan smart city atau masterplan smart city versi 2.0 yang akan digunakan lima tahun ke depan
Narasumber kegiatan FGD kali ini yaitu Dr. techn. Wikan Danar Sunindyo, S.T., M.Sc.; Ir. Windy Gambetta, MBA.; Adi Mulyanto, S.T., M.T. dan Doddi Septian serta
Nofandi Surya, dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB), yang juga pembimbing gerakan menuju 100 Smart City Kemenkominfo untuk Kabupaten Mimika.
Windy Gambetta dalam pemaparannya mengatakan bahwa masterplan smart city versi 2.0 ini akan melanjutkan versi 1 yang sudah berjalan lima tahun sejak Mimika ditetapkan menjadi salah satu dari 25 kabupaten/kota smart city pertama di Indonesia.
"Smart city bukan hanya dilakukan oleh Dinas Kominfo atau pemda, namun seluruh masyarakat berpartisipasi atau terlibat dalam program smart city, untuk pembangunan yang inovatif, terintegrasi dan berkelanjutan," ujar Windy.
Windy menyebutkan bahwa hasil evaluasi smart city versi 1 di Mimika yang sudah berjalan selama ini ada sisi positif, karena sudah memiliki masterplan.
"Namun kelemahannya, Dewan Smart City belum berjalan maksimal. Belum semua OPD berpartisipasi atau terlibat dalam program smart city, dan kegiatannya belum terpadu. Sehingga bisa dikatakan bahwa Mimika Smart City versi 1.0 masih terbatas dan belum optimal," tandasnya.
Windy menegaskan, perlunya komitmen mulai dari pimpinan daerah hingga seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan smart city di Mimika.
"Perlu dukungan anggaran dari masing-masing OPD dan yang terpenting kegiatan pemda harus terpadu dan tidak saling tumpangi tindih," tekannya.
Dijelaskannya, meski Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Mimika akan berakhir, namun banyak hal masih tetap berkelanjutan.
"Tujuan smart city supaya layanan dirasakan oleh masyarakat, baik di kota maupun di kampung. Layanan pada masyarakat tidak selalu harus menggunakan fasilitas internet, sehingga harus dipikirkan layanan apa yang bisa sampai pada masyarakat di kampung. Kalau perlu jemput bola memberikan pelayanan pada semua lapisan masyarakat," pesannya mengakhiri pemaparan.
Sesi kedua pada hari pertama FGD dilanjutkan dengan diskusi bersama sesuai dimensi smart city yang ada yaitu smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society dan smart environment.
Tim Liputan Diskominfo Mimika