Berita

Plt. Bupati Mimika Pimpin Rapat Dewan Smart City

MIMIKA - Sehubungan dengan Focus Group Discussion (FGD) oleh Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, melalui Dinas Komunikasi dan
Informatika (Kominfo), sebagai bagian dari implementasi program Pengembangan dan Pengelolaan Ekosistem Kabupaten/Kota Cerdas, mengadakan Rapat Dewan Smart City, Rabu (31/05/2023) di Timika. 

Dibuka oleh Plt. Kepala Dinas Kominfo, Albertus Tsolme, S.Pd., rapat dewan smart city dihadiri oleh Plt. Bupati Mimika, Johannes Rettob, S.Sos., M.M., yang dalam arahan awal mengemukakan bahwa rapat Dewan Smart City ini adalah finalisasi untuk membawa Kabupaten Mimika ke tingkat nasional pada rapat evaluasi smart city pertama, yang akan berlangsung di Surabaya, Juni 2023.

“Selama ini kita melakukan evaluasi smart city tapi dewan smart city kurang terlibat. Padahal sebenarnya apa yang dilaporkan dalam evaluasi smart city adalah output Kabupaten Mimika yang disepakati bersama pada rapat dewan smart city,” ungkapnya. 

Dewan Smart City yang melibatkan seluruh stakeholder, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Forkopimda, akademisi, BUMN, BUMD, media, organisasi, komunitas dan lainnya, jarang melakukan rapat evaluasi. 

“Sesudah rapat evaluasi nasional, Pak Kadis Kominfo harus membuat undangan rapat dewan smart city secara lengkap, supaya semua stakeholder memiliki pemahaman yang sama terkait smart city,” pintanya. 

Plt. Bupati Mimika menambahkan, rapat dewan smart city nantinya untuk menyusun masterplan lima tahun ke depan.

"Masterplan yang sudah disusun lima tahun lalu sebetulnya sudah dilakukan OPD, sudah banyak yang kita buat, namun belum konsisten, quick win yang dilakukan OPD belum terpublikasi, kurang promosi dan kurang didokumentasikan dengan baik," jelasnya.

Johannes berpesan agar Kabupaten Mimika jangan sampai tereliminisi dari 100 kabupaten/kota smart city di Indonesia, karena tidak melaksanakan smart city di semua dimensi. Padahal Mimika termasuk 1 dari 25 kabupaten/kota smart city pertama di Indonesia yang menjadi pilot project.

"Saya berharap kita bisa menyatukan hati kita, mempertahankan smart city di Mimika," ujarnya. 

Ia menegaskan, dalam mewujudkan smart city, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan instansi lain. Semua harus duduk bersama dan menyatukan pikiran. 

“Kita juga harus maju satu langkah menjadi tempat dimana orang-orang datang belajar smart city di Mimika. Ini target kita,” imbuhnya. 

Plt Bupati Mimika menyebutkan pula bahwa akan mengajukan kepada Kementerian Kominfo dan seluruh tim agar rapat evaluasi smart city yang ke dua bisa dilaksanakan di 
Timika.

“Kita harus siap jadi tuan rumah. Sebab seluruh Indonesia kumpul disini untuk rapat evaluasi smart city,” nya. 

Johannes mengingatkan kembali, bahwa smart city bukan semata-mata terkait aplikasi, digitalisasi, atau teknologi, melainkan kebijakan pemerintah daerah yang terdiri dari regulasi, tata cara, prosedur yang tujuan akhirnya untuk memudahkan melayani masyarakat secara menyeluruh. 

"Mari kita serius melayani masyarakat Kabupaten Mimika dengan cara yang efisien dan efektif," pungkasnya menutup arahan. 

Selanjutnya rapat dewan smart city dipimpin langsung oleh Plt. Bupati Mimika, didahului pemaparan dari narasumber yaitu Dr. techn. Wikan Danar Sunindyo, S.T., M.Sc., salah satu pendamping gerakan menuju 100 smart city Kemenkominfo untuk Kabupaten Mimika, yang hadir bersama Ir. Windy Gambetta, MBA.; Adi Mulyanto, S.T., M.T. dan Doddi Septian serta Nofandi Surya, dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Peserta yang hadir menyampaikan evaluasi apa yang telah dilakukan instansinya terkait smart city dan memberi masukan.

Mengakhiri rapat dewan smart city, Plt Bupati Mimika menyimpulkan ada beberapa hal. Yang pertama, untuk evaluasi smart city triwulan berikutnya, perlu berkoordinasi dengan semua stakeholder mengenai apa saja yang sudah dilakukan dan hal tersebut didokumentasikan dengan baik. 

"Jangan kerja sendiri, tapi buat tim. Kedua, untuk rapat dewan smart city selanjutnya, harus dihadiri lengkap oleh semua anggota dewan smart city untuk menentukan kebijakan smart city ke depan," tandasnya.

Menutup rapat dewan smart city, Johannes mengatakan, "Sebuah kota bisa dikatakan smart city jika di dalamnya lengkap dengan infrastruktur dasar, memiliki sistem transportasi yang lebih efisien dan terintegrasi, sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat. Juga menciptakan kualitas hidup masyarakat yang terus meningkat. Rumah dan bangunan yang hemat energi, kota ramah lingkungan dan menggunakan suplai energi terbarukan."

Lanjutnya, "Menurut pakar-pakar smart city, konsep smart city menerapkan lingkungan yang lebih lestari, keren, karena konsep pengaturan limbah dan pengolahan air yang lebih maju. Tujuan kota pintar juga bagaimana dapat mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin, menarik investor agar berinvestasi di kabupaten ini, kemudian menarik penghuni baru dari kalangan profesional, akademisi, dan usahawan bertempat tinggal. Kesemuanya tolak ukurnya, kota tersebut menjadi daya tarik yang unik."

Ia bertutur, semuanya bernilai triliunan rupiah, dan bisa tercapai bila pemerintahnya betul-betul menerapkan pelayanan yang baik kepada masyarakat, serta hal tersebut dipublikasikan kepada masyarakat luar. 
 
Tim Liputan Diskominfo Mimika

Apakah isi website memberikan informasi yang anda butuhkan ?